Menag Harap Sarjana Muslim Indonesia Miliki Kecerdasan Kultural

By Admin

nusakini.com--Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya menggelar Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjan ke-78. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya berpesan agar para sarjana Muslim Indonesia juga memiliki kecerdasarn kultural. 

"Selain kecerdasan intelektual, emosi, spiritual, saya ingin menambahkan kecerdasan kultural. Dalam konteks Indonesia, menjadi penting bagaimana pemahaman kita terhadap tradisi, kultur yang berkembang di Nusantara yang luas," pesan Menag di hadapan civitas akademika dan ratusan wisudawan UIN Sunan Ampel Surabaya, Sabtu (18/03). 

Menurutnya, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan budaya yang sangat beragam. Karenanya, niscaya bagi warga bangsanya untuk memahami keragaman budaya dan tradisi yang dimilikinya. "Dengan kecerdasan kultural, kita diharapkan mampu tidak hanya menjaga, tapi juga mengembangkannya dengan cara kearifan," tuturnya. 

"Bagaimana kita berislam tanpa harus menyalahkan perbedaan pada orang lain yang muncul karena ada konteks komunitas yang beragam sehingga penerapan nilai Islam tidak sama," tambahnya. 

Menag lalu mencontohkan perbedaan cara penghormatan kepada kaum perempuan. Jika di Saudi Arabia dan negara timur tangah lainnya, penghormatan terhadap perempuan antara lain terwujud dalam bentuk larangan mengendarai mobil. Hal berbeda terjadi di Indonesia. Jangankan mengendarai mobil, perempuan juga bisa menjadi seorang hakim, bahkan hakim pengadilan agama. 

Ini bukan berarti Islam di Nusantara lebih baik dari tempat lain. Perbedaan terjadi, kata Menag karena adanya latar belakang yang berbeda sehingga implementasi hukumnya tidak sama di masing-masing komunitas. "Yang diperlukan adalah kearifan untuk melihat persoalan dan memahami lingkungan strategis, serta bagaimana nilai Islam diterapkan dalam rangka menebarkan kemaslahatan," tandasnya. 

"Kecerdasan kultural harus ditumbuhkembangkan agar kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual kita bisa berjalan seiring sejalan," katanya lagi. 

Menag berharap sarjana UIN Surabaya dapat mencontoh dakwah Sunan Ampel yang sarat dengan hikmah. Sunan Ampel mengembangkan Islam di Indoensia dengan bijak sehingga mampu menjaga tradisi dan memberi ruh dari tradisi itu sehingga Islamisasi berjalan tanpa pertumpahan darah. 

"Ini menjadi tanggungjawab kita semua. Harus kita jaga dan dikembangkan sesuai situasi dan kondisi yang mengitarinya," pesannya. (p/ab)